Di balik kenyamaan jamaah masjid beribadah, ada yang diam-diam menjaga rumah Allah tetap bersih dan nyaman. Itulah dia Sang Pengurus Masjid. Sebuah profesi yang mulia dan dijalankan sukarela tanpa berharap imbalan.
Seperti Pak Supriatna (60 tahun), salah satu penjaga masjid yang Tim Langkah Nyata temui di Gedebage, Kota Bandung. Beliau adalah gambaran nyata profesi mulia ini. Pak Supriatna kini hidup sendiri, istrinya pergi meninggalkannya karena dianggap tidak mempunyai penghasilan tetap, selain itu Pa Supri tidak mau merepotkan anaknya yang juga tinggal di rumah yang sempit.
Dengan kondisi usia yang menua, kesehatan Pak Supri semakin melemah. Pak supri terdengar terengah-engah dan sesak ketika Tim Langkah Nyata mengajak berbincang tentang kehidupanya. Di usianya yang memasuki kepala 6 dan sebatang kara, Pak Supri masih berharap dapat bekerja dan mengabdi di masjid, agar tidak membebani anaknya.
Meskipun terjadi suka duka dalam mengurus masjid, pernah suatu hari saat pa Supri sedang mengepel lantai di teras masjid, kondisi lantai yang masih basah namun beberapa anak secara sengaja melangkah menuju area lain melewati teras masjid dan menginjak lantai yang basah. Campur aduk rasa sedih dan kesal merasa tidak dihargai. Saat ingin marah pa Supri ingat untuk tetap bersabar dan kembali mengepel area yag diinjak dan menjadi kotor tadi. Berdoa semoga yang dikerjakan oleh pa Supri menjadi amal soleh.
Begitulah potret kehidupan penjaga masjid yang begitu ikhlas melayani. Dengan berbagi paket sembako setiap bulannya, Pak Supriatna dan penjaga masjid di berbagai pelosok tidak khawatir lagi dengan kebutuhan pokoknya dan bisa menjalankan pengabdiannya dengan tenang.
Dengan sedekahmu, kita bisa membantu para penjaga masjid mendapatkan sembako setiap bulan. Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk penghormatan atas dedikasi mereka menjaga tempat suci yang menjadi pusat ibadah kita.
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik